NAMA
: FARIKHA NASHIKHATI
KELAS : 4 TPHP 2
NIS :
7079
PT
AEROFOOD ACS INDONESIA
SEJARAH
PERUSAHAAN
PT
Aerofood Indonesia dibangun karena adanya pemisahan bagian pembekalan pesawat
dari Garuda Indonesia Airways. Pada
tahun 1970-1974, perusahaan ini bernama Garuda Airlines Flight Kitchen yang
berlokasi di Kemayoran Internasional Airport.
Pada tanggal 23 Desember 1974 PT Garuda Indonesia Airways menjalin
hubungan dengan Dairy Farm dalam hal manajemen dan permodalan sehingga nama
perusahaan berubah menjadi PT Aero Dairy Farm Catering Service. Pada September 1975, PT Aero Dairy Farm
Catering Service membuka dapur penerbangan yang lebih besar dan dilengkapi
dengan fasilitas yang telah memadai di Bandara Halim Perdanakusuma. Setelah seluruh saham yang dimiliki Dairy
Farm dibeli oleh Garuda Indonesia Airways, maka tanggal 23 Desember 1981
berubah nama menjadi PT Aero Garuda Catering Service kemudian pada tanggal 29
November 1982 berganti nama kembali menjadi PT Angkasa Citra Sarana Catering
Service dengan merek dagang Aerowisata Catering Service. Tanggal 30 Maret 1985, setelah Bandara
Internasional Soekarno-Hatta diresmikan, kegiatan dapur penerbangan yang berada
di Bandara Halim Perdanakusuma dan Kemayoran dipindahkan ke Bandara
Soekarno-Hatta dilayani oleh PT. Aerofood Indonesia. PT. Aerofood Indonesia mulai membuka cabang-cabang
di beberapa daerah untuk dapat meningkatkan serta memajukan pelayanan jasa boga
dalam penerbangan. Beberapa cabang
tersebut ada yang berlokasi di Bali yang didirikan pada tahun 1975, Medan pada
tahun 1987, Surabaya pada tahun 1991 dan Biak pada tahun 1993.
Semakin
berkembangnya PT Aerowisata ini, maka perusahaan flight catering termasuk dalam enam besar industri jasa makanan
penerbangan untuk wilayah Asia Tenggara.
PT. Aerofood Indonesia juga mendapatkan penghargaan ISO 9002 yang
menunjukkan bahwa PT. Aerofood Indonesia adalah industri jasa makanan
penerbangan yang baik.
A. Nama dan alamat lengkap
perusahaan tempat praktik industri
Salah satu
cabang dari PT AEROFOOD ACS yang berada di Yogyakarta, yaitu PT AEROFOOD
INDONESIA YOGYAKARTA dengan alamat Jalan Arteri No.38 Ringroad Utara
Maguwoharjo, Depok, Sleman, Yogyakarta 55282 yang saya tempati untuk Praktik
Industri tingkat empat. PT AEROFOOD INDONESIA YOGYAKARTA ini meupakan
pengembangan PT AEROFOOD ACS yang bergerak pada bidang Flight Catering jasa
pelayanan untuk
B. Karyawan ( Tenaga Kerja )
Tenaga kerja merupakan komponen yang
sangat diperlukan oleh perusahaan. Di sisi lain, populasi pekerja adalah bagian
dari lingkungan perusahaan. Secara sederhana para pekerja adalah pegawai dari
perusahaan dan sekaligus anggota masyarakat di mana perusahaan berada.
PT. Aerofood Indonesia memiliki tenaga kerja yang tersebar
di berbagai departemen dengan tingkat pendidikan yang beragam.
Tenaga kerja dalam PT. AEROFOOD INDONESIA dibedakan atas dasar :
1. Status
Pekerja
a. Karyawan tetap
Karyawan tetap
adalah Karyawan yang terikat dalam suatu hubungan
kerja dengan perusahaan, tidak
didasarkan atas jangka waktu tertentu atau selesainya pekerjaan tertentu.
b. Karyawan kontrak
Karyawan kontrak biasanya orang asing atau orang yang memiliki
keahlian khusus, dikontrak selama setahun dan dapat diperpanjang jika
kinerjanya bagus.
c. Karyawan Harian
Karyawan harian merupakan karyawan yang dibayar per hari, dan
biasanya adalah karyawan yang dipekerjakan pada saat musim haji dan liburan
karena pada musim ini jumlah permintaan meningkat.
C. Cara rekruitment tenaga kerja
Karyawan
yang bekerja di PT Aerofood Indonesia Yogyakarta diperoleh dari system
rekruitmen yang dibagimenjadi 2
macam,yaitu :
Ø Pertama
Penempatan karyawan dari pihak Head Office.
HO
akan menempatkan karyawan pusat pada unit-unit perusahaan yang membutuhkan karyawan
dibagian tertentu.
Ø Kedua
adalah pengangkatan karyawan dari kerjasama antara perusahaan dengan penyedia layanan
tenaga outsearcing.
Perusahaan
akan memberikan persyaratan kepada penyedia tenaga outsearcing yang kemudian untuk
dijadikan persyaratan karyawan di PT Aerofood ACS Yogyakata.
D. Komoditas peusahaan
Ø Komoditas
yang ada di tempat PI
Untuk komoditas yang dihasilkan dari Catering Service dari
perusahaan PT Aerofood Indonesia Yogyakarta ini adalah makanan siap saji
atau makanan ringan.
a.
Pastry & Bakery
Pastry merupakan meal
berupa berbagai jenis cake ( kue ), puding, makanan tradisional dan lain-lain.Dimana disini juga memproduksi berbagai macam
sajian sesuai dengan pesanan. Di antara contohnya chocolate cake, Mandarin cake, Muffin cake,
Puding coklat, Puding karamel, Puding kacang hijau, Puding kacang merah, Puding
kacang hitam, pie
(fruit tarlet, kiwi tarlet, dll) dan quiche ( beef rendang, chicken corn,
vegetable mix), puff (tuna rica - rica, gulai tuna).
Bakery merupakan meal berupa roti se seperti roti manis (hot chicken bun, rica - rica chicken
bun, beef bolognaise bun. Bakery ini merupakan
makanan yang hampir tidak diganti bahkan merupakan ciri khas dari perusahaan
ini. Berbeda dengan pastry, tidak semua bakery harus masuk dalam chiller namun
keadaan harus tertutup dan suhu ruangan yang dijaga ( maksimal 210 c
), hanya beberapa jenis bakery yang masuk dalam chiller.
b. Cold Kitchen
Cold
Kitchen merupakan tempat pemotongan buah dan sayur. Buah yang
dipotong dalam tempat ini antara lain semangka merah, semangka kuning, nanas, rock melon, melon, buah naga, strawberry, jeruk
sunkist dan pepaya. Dimana potongannya berupa diced ( dadu ) dan
sliced ( setengah lingkaran ). Sedangkan sayur yang dipotong lebih banyak macam
daripada perikat yaitu, paprika, kentang, taoge, baby corn, cabe, pumpkin dan
lain-lain. Bentuk pemotongannyapun beragam sesuai dengan permintaan contohnya
berupa diced, segitiga, baton, bulat dan lain-lain dengan alat potong yang
beragam.
Setelah proses pemorsian, bowl yang
tertata di tray, setiap tray diberi label sesuai hari itu. Tray dimasukkan ke
trolley untuk selanjutnya disimpan dengan suhu chiller (0 – 50C).
c.
Butcher
Butcher merupakan sebuah ruangan yang
diperuntukkan untuk tempat yang meliputi kegiatan yaitu seperti pemotongan dan
thawing. Barang yang masuk seperti
daging sapi, ayam dan seafood. Pemotongan untuk daging sapi, ayam dan seafood
di tempat yang berbeda.
d. Hot kitchen
Hot kitchen merupakan
tempat dimana bahan makanan akan diolah / dimasak sesuai dengan pesanan. Disini
berbagai jenis masakan dapat dihasilkan dengan beragam variasi seperti makanan
khas / tradisional. Makanan yang diolah oleh
karyawan atau chef tidak sembarangan dalam mengolahnya, namun telah mengikuti
prosedur, resep dan teknik yang ada atau yang sesuai. Masakan yang telah matang
tidak langsung dikemas, namun masuk dalam chiller / tempat penyimpanan suhu
dingin ( 0- 50 c ) dengan tujuan agar makanan tetap dalam keadaan
baik, karena makanan yang telah dibuat biasanya akan disajikan beberapa jam
kemudian. Namun sebelum masuk dalam chiller, tray ( tempat masakan ) selalu
diberi label hari pembuatan untuk mengetahui hari pembuatan dan maksimal
makanan dapat dipakai selam 3 hari setelah tanggal pembuatan.
e. MTSU ( Meal Tray Set
Up )
Meal try set up ini merupakan tempat
akhir dalam pengolahan makanan yang akan menuju ke pesawat. Di tempat ini
semua makanan yang sudah diolah, dikemas akan diprepare dalam try set up dari
menu pembuka, utama hingga penutup. Try set up akan diprepare dengan diisi
pastry, sambal, refreshing tissue, sendok ( yang diprepare di equipment ),
plate, coffe cup, air mineral / yoguhrt / coco dan lain-lain sesuai dengan
penerbangan masing-masing. Try set up yang sudah siap dimasukkan dalam trolly
kemudian trolly-trolly tersebut selanjutnya akan masuk dalam
chiller sebelum meal tersebut akan diberangkatkan. Menu utama dari setiap try
set up akan dimasukkan dalam trolly tersendiri yang juga akan masuk dalam
chiller terlebih dahulu sebelum diberangkatkan.
Ø Penanganan
Quality Qontrol Perusahaan Tempat PI
Langkah
yang diupayakan untuk menciptakan zero defect yaitu mulai dari Receiving ( penerimaan
barang datang ), Penyimpanan, Pemasakan, Portioning sampai Penyimpanan sebelum
keberangkatan makanan masuk ke pesawat terbang.
Langkah
awal yang dilakukan adalah dalam Receiving ( penerimaan bahan datang ).
Dalam
penerimaan bahan baku ini, dilakukan dengan keamanan dari Quality Assurance
untuk memastikan bahwa barang datang mempunyai kriteria dan kualitas yang
sesuai standar mutu yang ditetapkan oleh pihak perusahaan. Untuk Receiving,
merupakan CCP 1, CCP awal dimana keadaan ini benar-benar perlu dikendalikan
untuk menjamin kualitas tahap proses selanjutnya. Jika tahap CCP 1 ini kurang
terkendali, maka akan berakibat kurang baik dalam proses selanjutnya.
Dalam
kaitannya upaya zero defect, suhu suatu barang datang, sangat diperhatikan.
Setiap barang datang, dilakukan pengecekan suhu menggunakan laser temperature
secara random. Ketercapaian suhu sesuai ketentuan, maka barang datang tersebut
diterima dan bisa langsung disimpan dalam chiller ataupun freezer untuk
mengoptimalkan suhu.
Pada
Receiving ( penerimaan barang datang ) ada 3 jenis produk yang diterima yaitu :
vegetable and fruit, produk chilled ( Kentang stik, Udang ) dan produk Frozen (
Daging ayam, Daging sapi) ada juga penerimaan berupa dry good ( seperti air
mineral ).
Dalam
kaitannya untuk mengupayakan zero defect, maka penanganan produk – produk yang
diterima, meliputi:
a.
Produk vegetable and fruit
Untuk produk vegetable and fruit,
dalam pencapaian zero defect yaitu dengan mengenal spesifikasi dari vegetable
and fruit itu sendiri. Speifikasi produk yang diterima sudah ditetapkan oleh
pihak perusahaan dengan bantuan Quality Control dan Quality Assurance.
Jika
spesifikasi yang ditetapkan oleh pihak perusahaan diterapkan oleh para supplier
barang, maka upaya meminimalisasikan zero defect akan tercapai.
b. Produk Chilled
Dalam
kaitannya zero defect, pada receiving ( penerimaan ) produk – produk chilled
seperti kentang stik, keju diperhatikan dengan benar suhu produk tersebut. Ini
dalam kaitan masa simpan produk.
C.
Prroduk frozen
Produk
frozen ini, seperti ayam whole, ayam boneless, daging sapi, ayam paha dan juga
ikan tuna. Untuk kecapaian zero deffect, maka suhu yang sangat diprioritaskan.
Suhu yang dapat diterima dari supplier yaitu ( -8) s/d (-18) 0C.
d.
Produk dry good
Produk
- produk dry good dalam penerimaannya, dilakukan dengan pengecekan tanggal
kadaluarsa produk dan juga keadaan fisik produk.
Setelah produk receiving, maka
proses selanjutnya adalah penyimpanan. Penyimpanan pada PT AEROFOOD INDONESIA
YOGYAKARTA terbagi menjadi 2 gudang, dimana kedua gudang ini berbeda tempat.
Untuk gudang dry good bahan makanan dan juga penyimpanan chiller freezer,
gudang menjadi satu gedung dengan produksi, akan tetapi untuk penyimpanan
seperti package, dan barang – barang non pangan terletak pada gudang yag
berbeda gedung. Untuk gudang – gudang ini, dilengkapi dengan pengontrol suhu.
Selanjutnya,
pergerakan makanan :
Untuk
CCP 2, dalam kaitanya dengan zero defect, maka setiap makanan setelah
pengolahan akan tetapi belu dilakukan set up, mak produk disimpan dalam chiller
dan freezer ini. Chiller dan freezer ini berbentuk seperti almari besar dalam
suatu ruangan. Yang terpenting adalah suhu, jika suhu chiller dan freezer
sesuai dengan yang ditetapkan begitu juga dengan suhu produk, maka risiko
kerusakan sangat kecil. Hal ini juga dilakukan pemantauan oleh pihak Quality
Assurace dan Engineering.
Untuk
Thawing, Ruangan dan permukaan produk dilakukan pengecekan suhu, untuk
memastikan produk masih benar-benar baik atau tidak.
Operational Pre-requisite Program (
OPRP )
Thawing
Temperature
Batas
kritis :
· Ruangan
thawing maksimal 100 C
· Permukaan
produk maksimal 80 C
Untuk
CCP 5, portioning jelas erat kaitannya dengan suhu dan waktu. Baik suhu
ruangan, suhu makanan dan lama pemorsian,
CCP
5
Portioning
(
Meal Try Set Up / Hot Dishing / Cold Kitchen )
Batas
kritis :
· Temperature
ruangan = 150 C s/d 210 C
· Lama
pemorsian = maksimal 45 menit
· Suhu
makanan = maksimal 150 C
· Waktu
pemorsian = 45 menit = check suhu makanan
ü Jika
suhu makanan > 150 C = Buang
ü Jika
suhu makanan < 150 C = Masukkan kembali ke chiller
Setelah
produk dilakukan set up, dan makanan telah siap saji, maka untuk mencegah
kerusakan dilakukan penyimpanan dalam holding room. Makanan yang telah jadi
ini,sudah dimasukkan dalam trolley pesawat terbang. Sehingga penyimpanan dalam
holding room ini hanya sementara sebelum trolley dimasukkan dalam pesawat
terbang. Ketentuan dalam ruang holding room adalah sebagai berikut:
Operational Prerequisite Program (
OPRP )
Food Temperature at Dispatch
Batas
kritis :
Suhu
makanan
· Dalam
holding room maksimal 5 0 C
· Lebih
dari 50 C tambahkan dry ice
· Makanan
dikeluarkan dari holding room maksimum 3 jam sebelum ETD
· Makanan
minimal 3 jam didalam holding room
E. Penanganan Limbahh
Ø Jenis limbah
Di PT. AEROFOOD Indonesia Yogyakarta,
terdapat dua jenis limbah, yaitu limbah padat dan limbah cair.
Ø Bentuk limbah
Untuk bentuk limbah, limbah di PT. AEROFOOD
Indonesia Yogyakarta berupa limbah sisa sayuran dan buah – buahan, plastik
kemas, dan sisa – sisa lelesan roti atau sisa adonan. Adapun bentuk limbah cair
adalah air sisa kebersihan lingkungan seperti air bekas mengepel lantai,
mencuci alat, dan air untuk mencuci buah serta sayuran.
Ø Untuk penanganan limbah itu sendiri,
ada 2 macam :
1.
Penanganan limbah padat
Penanganan limbah padat, adalah
limbah tersebut yang diambil dari tempat sampah oleh Houskeeping, kemudian
dibawa ke bak pembuangan sampah.
2.
Penanganan limbah cair
Untuk penanganan limbah cair, pihak
PT. AEROFOOD Indonesia Yogyakarta menyewa jasa penyedotan limbah cair dari luar
yang dilakukan sebulan sekali yaitu pada akhir bulan.
Pada proses ini, bagian engineering
juga ikut berpartisipasi dalam penyedotan limbah cair yang dimana akan
digunakan alat – alat pembersihan.
0 komentar:
Posting Komentar